Kamis, 30 Januari 2014

A CASE STUDY OF TEACHING READING (STUDI KASUS DALAM PEMBELAJARAN READING)



A Case Study
Gues what am I miming?
            Siang itu terasa terik,matahari memanasi  setiaplekuk sudut bumi tanpa ada rasa belas kasihan sama sekali. Anak – anak di sekolah SMP Negeri 2 Cisitu, sepertinya enggan keluar kelas, nyaman memang ketika anak anak tidak saling berkejaran di luar kelas, tetapi lokasi permainan mereka berpindah ke dalam kelas. Gaduh, ada yang berteriak – teriak, sebagian memukul – mukul meja bahkan sebagian lagi saling kejar hingga menginjak kursi – kursi di dalam kelas. Saat itu jam telah menunjukkan pukul 11.00 WIB, menurut
perhitungan jam pelajaran, seharusnya sudah menginjak jam pelajaran ke – 6.
            Di dalam ruangan kantor guru, saya sedang berpikir keras seperti mau mengimbangi keras dan panasnya udara di luar. Pada jam – jam seperti ini, biasanya motivasi belajar siswa sudah mulai berkurang, padahal saat itu, Saya bermaksud membelajarkan mata pelajaran Bahasa Inggris pada skill reading di kelas  9 C. Ada perasaan berat ketika itu, sebab berdasarkan pengalaman, pembelajaran reading  agak kurang diminati anak – anak, membosankan kata mereka baca melulu. Namun kali ini saya mau mencoba pembelajaran reading dengan menggunakan metode dan tekni yang belum pernah saya gunakan sebelumya, yaitu teknik mime story. Mudah – mudahan dengan menggunakan teknik ini  para siswa terangsang dan bangkit motivasi belajarnya.
            Dengan langkah sedikit gontai, saya keluar dari ruangan guru dan berjalan mnenelusuri lorong – lorong kelas, telah terbayang di benak saya, wajah – wajah  siswa yang berkerut, ketika pembelajaran reading berlangsung. “Assalamualaikum, Good morning everybody!” sapa saya dengan suara sedikit lesu. “Waalaikum salaaaaammm, Good morning, sir!” jawab para siswa serempak. “How are you today?” sapa Pal Nana lagi. “I am fine Sir.” saya berjalan mendekati meja guru, kemudian kusimpan buku di atas meja. Sambil melangkah mendekati meja siswa paling depan, saya berkata, “The weather is very hot, but I hope it won’t make us boring. Do you agree?” . “OK sir....! sebagian siswa mengomentari ucapan saya,  sebagian yang lain kelihatan mengipas – ngipaskan buku ke badan mereka.   Kukelilingi seluruh ruangan kelas,  kulihat ada tiga kursi tak berpenghuni. “Where are Agzi, Yahya and Riki?” tanyaku kepada para siswa. “Absent, sir. “Oh...any information, or letter maybe?” tanyaku kepada para siswa, sementara di dalam hati ada perasaan mengeluh, mungkin saja mereka tidak hadir karena tidak atau paling tidak kurang berminat pada pelajaran bahasa inggris yang saya ajarkan. “Noooo..!” seru para siswa hampir bersamaan. “Ok, then, Let’s hope that they are OK, and nothing go wrong with them. Today I’ll teach you reading skill, the theme we will talk about is Narrative text “. Lanjut saya, “Are you ready?” Para siswa menjawab serempak, “Yeeeessss ....!”  Have you ever read or heard the story of Sangkuriang?” tanya saya kepada para siswa, sebagian terdiam, sebagian berucap yeeesss, sebagian lagi tak acuh. “Suci, what about you?” tanyaku  kepada salah seorang siswa yang bernama Suci, ia salah seorang siswa yang cukup pintar di kelas ini. “Yes sir.” Jawab Suci. “What about the story of Lake Toba?” tanyaku lagi. Para siswa terdiam, bahkan di bangku barisan belakang dua orang siswa saling berbisik, entah apa yang sedang mereka bicarakan. “What about you, Cecep?” tanyaku kepada salah seorang siswa laki – laki. “No sir.” Jawab Sandi seperti kurang  semangat. “OK my dear students, If you read a story abou of Sangkuriang, Malin kundang, the legend of Lake Toba and other kinds of stories, it means you read narrative texts.” Jelasku, sambil terus memberikan sedikit penjelasan tambahan tentang narrative text kepada siswa.  First of all, Id like to read a kind of narrative  text, it’s a kind of folktale. The title of the folktale is The Legend of Mount Tampomas. What you have to do is read the text, and at the same time I will read the text aloud and mime all the sentences I read. I will act like a pantomim player.  You, read the text and pay attention to my mime. Aku  kemudian membagikan teks bacaan yang berjudul The Legend of Mount Tampomas  kepada para siswa. Anak anak menerima lembaran teks tersebut dengan agak lesu. “Now, please read the text and pay attention to me.” Aku kemudian membaca teks bacaan tersebut dengan nyaring dan bersamaan dengan itu ake melakukan gerakan – gerakan yang bersesuaian dengan kalimat yang aku baca. Anak – anak mulai tertarik bahkan sebagian besar dari mereka tertawa, mungkin mereka merasa lucu dengan gerakan – gerakan yang aku lakukan. Kulakukan hal tersebut selama dua kali.  Ah, suasana kelas hari itu mulai terasa nyaman, para siswa pun sampai lupa bahwa saat itu jam – jam terakhir dan hari itu pun cuaca sangat panas. Setelah aku selesai memberikan pembelajaran, kuminta para siswa membaca kembali teks tersebut dengan seksama dan selanjutnya kuminta mereka menjawab beberapa latihan soal berdasarkan teks tersebut.
            Lega sekali rasanya, kupikir hari itu aku telah melaksanakan tugas mengajar dengan baik sebab melihat antusiasme para siswa ketika aku melakukan gerakan pantomim cukup tinggi, hampir tidak ada siswa yang tidak memperhatikan teks bacaan dan gerakan – gerakan yang aku lakukan.
            Tinggal aku menunggu, sejauh mana keberhasilan pembelajaran dengan teknik mime story dapat membantu para siswa memahami bacaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar