Jumat, 31 Januari 2014

BAGAIMANA CARA BELAJAR BAHASA INGGRIS AGAR LEBIH MUDAH?



1.      JADIKANLAH SEBUAH KEBIASAAN
a.      Belajarlah terus menerus, paling tidak menyediakan waktu satu jam per hari untuk memperlajari kata – kata baru dan pola – pola kalimat.
b.      Membuat daftar kata, 10 – 20 kata dan beberapa pola kalimat untuk dibaca setiap anda memiliki waktu luang.
c.       Review daftar kata tersebut pada sore atau malam hari serta membuat asosiasinya.

2.      LIBATKAN SELURUH INDRA SELAMA BELAJAR
a.      Tataplah kata – kata baru dengan seksama
b.      Ucapkan dengan keras dan jelas
c.       Dengarkan suara anda dengan seksama

TEKNIK PEMBELAJARAN "SPELL FROM A BAG DAN SENTENCE JUMBLE"



Name of Game: Spell from a Bag

Target Students: Young Learners Elementary School Middle School
Duration: 5-20 minutes
Number of Students: Small groups of 2 or more
English Skills: Spelling Writing

Objective: 
Review vocabulary words and practice spelling
  1. Divide the class into groups of 2-4 students

TEKNIK PEMBELAJARAN "RUN AND WRITE"



 Name of Game: Run and Write

Target Students: Elementary School Middle School High School
Duration: 10-20 minutes

Number of Students: Groups of 3-4

English Skills Listening Spelling Writing

Objective: 
Find word in list and write in on the board

TEKNIK "RUNNING DICTATION"



Name of Game: Running Dictation

Target Students: Elementary School Middle School High School University Adults


Duration: 15-30 minutes

Number of Students: Pairs or small groups

English Skills: Listening Reading Speaking Writing

TEKNIK PEMBELAJARAN "SPIN THE COIN"



 Name of Game Spin the Coin
Target Students: Young Learners Elementary School
Duration: 10-15 minutes
Number of Students: Groups of 3-5
English Skills: Grammar Speaking Vocabulary

Objective: 
Practice grammar structures and vocabulary words with flashcards
  1. Lay out an arbitrary number of flashcards in a circle
    formation, making sure the edges of the flashcards are touching (i.e.

PIDATO KEPEMIMPINAN



ASSALAAMU’ALAIKUM WR. WB
ALHAMDULILLAAHIROBBIL’AALAMIN, WASHOLAATU WASSALAAMU ‘ALA ASROFIL AMBIYAA I WAL MURSALIIN, WA ‘ALAA ALIHI WA SHOHBIHI AJMA’IIN
Segala puja dan puji adalah hak Ilahi Robbi Alloh Robbul ‘izzati, pemberi segala rizki, pemberi petunjuk pada semua hati, pemegang hukum – hukum islami. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Imamul Muslimin Rosululloh Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, shohabat rodialloohu anhum dan semoga kita selalu istiqomah mengamalkan segala sunnah dan ajarannya.

TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS "STAND AND SPELL"



Name of Game: Stand and Spell

Target Students Young Learners Elementary School
Duration: 10-10 minutes
Number of Students: Groups of 4-10
English Skills: Alphabet Spelling

Objective: Students become letters to stand next to each other and spell words
  1. Make list of words for students to spell

Kamis, 30 Januari 2014

TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS "WORD CHALLENGE"



Name of Game: Word Challenge

Target Students: 
Elementary School Middle School High School
Duration: 15-30 minutes
Number of Students: Teams of 4-10

English Skills Listening Speaking Spelling
Objective: 
One team says a word and the other tries to spell it

TEKNIK PEMBELAJARAN "TELEFON"



Telephone

Submitted by finityjm on 1 May 2009 - 9:56am
Name of Game: 
Telephone
Number of Students: 
Groups of 6 or more
English Skills: Listening English Skills: Speaking Writing
Objective: 
Groups should pass a message to each member of their group by whispering.
1. Divide class into groups of 6 or more, and arrange each group in a straight line or row.
2. Ask for a volunteer listener from each group. Take them outside of the classroom and give them a message (one sentence or more, depending on student level).
3. Open the door, and let the students run to the first member of their group to whisper the message.

BAGAIMANA MENGAJAR VOCABULARY PADA SISWA



Team Spelling
Submitted by WISH on 13 October 2010 - 7:07pm
Duration: 
No more than one minute per word
Number of Students: 
A maximum equal to the number of letters in the target words (less students is fine though)
English Skills: 
Spelling
English Skills: 
Vocabulary
Objective: 
To correctly identify vocabulary from images and spell the word
Put the class into teams.
The teacher shows a team a photograph or drawing and the team must each write down one letter of that word (without showing their teammates), depending on their position. The leftmost student writes down the first letter, the next student the second letter, etc.

BAGAIMANA CARA MENGAJAR BAHASA INGGRIS



Beginning Guide to Teaching 
By Kenneth Beare, About.com Guide
Over the past few months, I have received a number of requests from non-professional teachers who are teaching English as a 2nd or foreign language. The teaching setting varies widely; to friends, at a charity, on a volunteer basis, as a part-time job, as a hobby, etc. One thing quickly becomes clear: Speaking English as a mother tongue does not a ESL or EFL (English as second language / English as foreign language) teacher make! This guide is provided for those of you who

A SCHOOL STORY



A School Story
by Montague Rhodes James
Two men in a smoking-room were talking of their private-school days. 'At _our_ school,' said A., 'we had a ghost's footmark on the staircase. What was it like? Oh, very unconvincing. Just the shape of a shoe, with a square toe, if I remember right. The staircase was a stone one. I never heard any story about the thing. That seems odd(anaeh), when you come to think of it. Why didn't somebody invent(membuat buat) one, I wonder?'
'You never can tell with little boys. They have a mythology of their own. There's a subject for you, by the way--"The Folklore(dongeng) of Private Schools".'

A CASE STUDY OF TEACHING READING (STUDI KASUS DALAM PEMBELAJARAN READING)



A Case Study
Gues what am I miming?
            Siang itu terasa terik,matahari memanasi  setiaplekuk sudut bumi tanpa ada rasa belas kasihan sama sekali. Anak – anak di sekolah SMP Negeri 2 Cisitu, sepertinya enggan keluar kelas, nyaman memang ketika anak anak tidak saling berkejaran di luar kelas, tetapi lokasi permainan mereka berpindah ke dalam kelas. Gaduh, ada yang berteriak – teriak, sebagian memukul – mukul meja bahkan sebagian lagi saling kejar hingga menginjak kursi – kursi di dalam kelas. Saat itu jam telah menunjukkan pukul 11.00 WIB, menurut

A CASE STUDY OF TEACHING LISTENING



A Case Study
Everybody likes singing
                Siang itu terasa terik,matahari memanasi  setiaplekuk sudut bumi tanpa ada rasa belas kasihan sama sekali. Anak – anak di sekolah SMP Negeri 3 Situraja, sepertinya enggan keluar kelas, nyaman memang ketika anak anak tidak saling berkejaran di luar kelas, tetapi lokasi permainan mereka berpindah ke dalam kelas. Gaduh, ada yang berteriak – teriak, sebagian memukul – mukul meja bahkan sebagian lagi saling kejar hingga menginjak kursi – kursi di dalam kelas. Saat itu jam telah menunjukkan pukul 11.00 WIB,

Senin, 13 Januari 2014

SILABUS BAHASA INGGRIS SMP KURIKULUM 2013



A Case Study
Everybody likes singing
                Siang itu terasa terik,matahari memanasi  setiaplekuk sudut bumi tanpa ada rasa belas kasihan sama sekali. Anak – anak di sekolah SMP Negeri 3 Situraja, sepertinya enggan keluar kelas, nyaman memang ketika anak anak tidak saling berkejaran di luar kelas, tetapi lokasi permainan mereka berpindah ke dalam kelas. Gaduh, ada yang berteriak – teriak, sebagian memukul – mukul meja bahkan sebagian lagi saling kejar hingga menginjak kursi – kursi di dalam kelas. Saat itu jam telah menunjukkan pukul 11.00 WIB,

Minggu, 12 Januari 2014

PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PROBLEM POSING

Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran matematika cobalah anda gunanakan teknik pembelajaran PROBLEM POSING berikut ini, LIHAT DISINI

PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PROBLEM POSING

Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran matematika cobalah anda gunanakan teknik pembelajaran PROBLEM POSING berikut ini, LIHAT DISINI

PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PROBLEM POSING

Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran matematika cobalah anda gunanakan teknik pembelajaran PROBLEM POSING berikut ini, LIHAT DISINI

PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PROBLEM POSING

Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran matematika cobalah anda gunanakan teknik pembelajaran PROBLEM POSING berikut ini, LIHAT DISINI

METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN "SNOWBALL THROWING"

Dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar, serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu diterapkan metode dan teknik pembelajaran yang menarik. "Snowball throwing" adalah salah satu metode dan teknik pembelajaran yang patut dicoba oleh bapak dan ibu guru di kelas. bagaimana langkah - langkahnya silahkan lihat disini

METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN PLS (KARYAWISATA DAN KUNJUNGAN LAPANGAN)

Dalam meningkatkan hasil belajar siswa seorang guru selayaknya memilih metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan relefan dengan materi pelajaran. Teknik PLS adalah salah satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka. Lebih jauh untuk mengetahu teknik PLS silahkan Klik disini

BUKU PEDOMAN PKB GURU

Dalam meningkatkan kualitas kinerja guru, para pendidik sekarang ini harus mampu mengembangkan kompetensinya yang pada saatnya nanti hsil penilaian ini akan dijadikan sebagai acuan dalam kenaikan pangkat dan jabatan guru, untuk lebih memahami PKB guru silahkan anda pelajari DISINI

PERHITUNGAN SOAL PAK PK GURU

Pedoman Perhitungan Soal PAK PK Guru, silahkan  KLIK DISINI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SD



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Secara mikro, harus ditemukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang efektif di kelas yang lebih dapat memberdayakan potensi siswa. Ketiga hal itulah yang saat ini menjadi fokus pembaruan pendidikan di Indonesia terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia. Karena bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada pada dirinya.(KTSP 2006).
Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa ditempatkan pada tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit.
Meskipun keterampilan menulis itu sulit, tetapi perannannya dalam kehidupan manusia sangat penting dalam masyarakat sepanjang zaman. Kegiatan menulis dapat ditemukan dalam aktivitas manusia setiap hari, seperti menulis surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya. Dapat dikatakan, bahwa kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menulis.Bahkan, Tarigan (1992:44) menyatakan bahwa indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa itu.
Kenyataan di atas mengharuskan pengajaran menulis digalakkan sedini mungkin. Tidak mengherankan jika dalam kurikulum Sekolah Dasar sampai dengan perguruan tinggi, pengajaran menulis menjadi aspek pembelajaran bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar daripada keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini terlihat pada banyaknya porsi keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, yakni sekitar 70 persen.
Akan tetapi, disayangkan, kenyataan dewasa ini pembelajaran menulis termasuk di SD belum menggembirakan.Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa kemampuan menulis siswa masih rendah karena metode pengajaran menulis kurang efektif.Banyak kalangan menilai pengajaran menulis dewasa ini sangat terlantar.
Uraian di atas mengisyaratkan, bahwa dewasa ini dibutuhkan pembenahan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN IPS SMP

BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Penyelenggaraan mata pelajaran IPS di sekolah merupakan sebuah sarana untuk mengembangkan dan melatih siswa agar dapat menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip , ilmu – ilmu sosial memiliki kecakapan ilmiah serta kemampuan kerjasama dalam sebuah kelompok. Tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat tercapai bila dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik. Kesukaran siswa dalam memahami IPS terlihat dari hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan harapan. Berdasarkam data yang diperoleh, nilai rata-rata ujian semester genap tahun ajaran 2010/2011 adalah 53,5 dari 100 sedangkan nilai KKM yang diharapkan adalah 70. Berdasarkan hasil yang diperoleh sebanyak 70% siswa tidak memenuhi standar KKM. Hal ini dimungkinkan terjadi karena waktu alokasi jam pelajaran Ilmu pengetahuan sosial terpadu yang disediakan 5 jam pelajaran tiap minggu. Sedangkan materi pelajaran yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan harus selesai bagaimanapun caranya. Proses pembelajaran tersebut mengakibatkan siswa menerima konsep-konsep yang utuh tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa maupun yang ada di sekitarnya, pembelajaran lebih bersifat hapalan sehiongga menjadi kurang bermakna bagi siswa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Banyak model yang tersedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya adalah cooperative learning. Pembelajaran cooperative sangat baik diterapkan didalam kelas. Para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran cooperative dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. (Trianto, 2007: 44). Sebenarnya pembelajaran yang ada di sekolah selama ini telah menerapkan system belajar kelompok. Beberapa tugas harus dikerjakan siswa secara berkelompok dan berdiskusi, tetapi hasil pembelajaran yangh diperoleh tidaksesuai dengan yang diharapkan strategi ini tidak terlalu epektif, walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk berpartisIlmu Pengetahuan Sosialsi. Siswa bukannya memanfaatkan kegiatan tersebut untuk membangun pengetahuan, malah memboroskan waktu dengan bermain, bergurau, dan sebagainya. Selain itu, pembagian tugas dan system pengelompokan siswa dirasakan kurang epektif karena dibentuk hanya berdasarkan gender. Para siswapun mengeluh tidak bias bekerja sama secara epektif dalam kelompok karena pembelajaran didominasi oleh siswa yang pintar. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif yang benar siswa dilatih untuk dapat membantu temannya agar dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki bersama. Halini dapat melatih tingkat emosional individu yang dimiliki siswa. Model pembelajaran kooperatif